Jumat, 04 November 2011
Nine-Tailed Fox
Dalam mitologi Jepang, rubah berekor sembilan (nine-tailed fox) adalah rubah yang telah mencapai tingkat kesaktian tertinggi karena telah berhasil mencapai usia 1000 tahun. Rubah berekor sembilan ini digambarkan sebagai makhluk yang cerdas dengan kemampuan sihir yang kuat dan bijak seiring bertambah usianya.
Banyak kisah-kisah tentang rubah emas berekor sembilan ini diantara sebuah dongeng di abad 12 mengenai pemimpin sekelompok rubah yang menimbulkan keresahan di wilayah Cina dan India . Bukan hanya sekedar rubah biasa, namun sang pemimpin ini adalah seekor rubah sakti berwaran emas dan berekor sembilan . Pemimpin kelompok ini dikenal dengan sebutan Kyuubi Kitsune. Ia kemudian melarikan diri ke Jepang dan menyamar menjadi sebagai Tamamo no Mae, seorang wanita yang sangat cantik sampai mampu menarik hati Kaisar Toba [1103-1156]. Suatu hari Tamamo-no-Mae memantrai Kaisar Toba hingga ia jatuh sakit, bahkan hampir meninggal dunia. Untung saja ahli nujum istana bernama Abe no Yasunari, membuka kedok Tamamo no Mae dengan cara menunjukkan bayangannya di cermin ajaib. Dalam cermin terpantul sebuah bayangan rubah berekor sembilan yang merupakan wujud asli Tamamo no Mae.
Lagi-lagi Tamamo berhasil melarikan diri. Namun pemanah istana rupanya tak sigap, dan mereka akhirnya berhasil memojokkan Tamamo. Tamamo akhirnya terkena penah yang dilepaskan salah seorang pemanah istana bernama Miura Kuranosuke. Tamamo terluka parah dan pada saat-saat terakhir hidupnya ia merubah dirinya menjadi batu. Batu itu bertulah, sehingga siapapun yang menyentuhnya orang itu akan meninggal seketika. Batu bertulah itu dinamakan sessho-seki atau batu kematian, yang kemudian dihancurkan di abad 15 oleh seorang biksu suci bernama Genno. Konon sessho-seki hancur dengan suara ledakan keras yang kemudian disertai munculnya asap beracun.
Kisah inipun telah mengalami revisi beberapa kali. Yang pertama terjadi pada tahun 1806 di Osaka, kemudian versi revisi terakhirnya sekaligus yang paling terkenal muncul dalam bentuk sinopsis di buku Bunraku Handbook oleh Shizurabo Hironaga,terbitan 1976.
Dalam versi revisi 1976, terdapat beberapa penambahan sekaligus pengurangan. Bagian dimana Tamamo merupakan rubah sakti yang meresahkan di Cina dan India dihilangkan. Muncul cerita Tamamo no Mae sebagai seorang wanita cantik jelita [yang wujud aslinya rubah emas berekor sembilan] yang menghabisi nyawa seorang dayang istana. Kemudian Tamamo mendapatkan pekerjaan sebagai pengganti dayang tersebut. Karena parasnya yang cantik, maka ia pun menarik perhatian dan tak lama kemudian menjadi selir Kaisar Toba. Tak cukup puas kedudukan sebagai selir, Tamamo yang memiliki kesaktian, setuju untuk membantu Pangeran dalam merebut tahta dari Kaisar Toba.
Tamamo memantrai kaisar sehingga jatuh sakit kemudian sekarat, dan berakhir dengan dirinya dicurigai oleh ahli nujum istana sebagai penyebabnya. Berkat kelihaian Tamamo no Mae berhasil membebaskan dirinya dari tuduhan tersebut di pengadilan istana. Namun ahli nujum istana tak kalah cerdik, karena pada saat menyertai Kaisar berdoa, ia memasang sebuah cermin ajaib yang menampilkan wujud asli Tamamo no Mae. Tamamo terpaksa melarikan diri dari istana. Dalam pelariannya, ia senantiasa berubah menjadi beberapa wujud, antara lain seorang laki-laki, gadis desa, wanita penghibur, dan tentu saja Tamamo no Mae.
Selain cerita diatas memang ada versi bahwa Tamamo no Mae adalah nama Jepang untuk seekor rubah emas berekor sembilan yang pernah menjadi istri seorang Raja India dan kemudian menjadi selir Kaisar Toba. Dalam versi ini Tamamo no Mae tidak menemukan ajalnya karena dipanah, namun karena mendapatkan pukulan dari Dewa.
Mengapa rubah tersakti adalah rubah berekor sembilan? Sebetulnya hal ini bisa dikaitkan dengan Feng Shui (Fusui dalam Jepang) dimana angka 1 sampai 9 bukan hanya sekedar bilangan, namun memiliki arti masing-masing. Dan angka 9 adalah angka kemujuran, sekaligus menunjukkan sebuah pencapaian tertinggi. Maka, rubah berekor sembilan dipandang dari segi Fusui adalah rubah yang berada dalam kesaktian tertinggi, bahkan kadang dilukiskan memiliki kebijaksanaan tak terbatas. Saking saktinya, penganut Shinto percaya bahwa hanya dengan kehadiran patung rubah bisa menangkal energi jahat yang biasanya datang dari arah Timur Laut.
Diposting oleh Fadel Hyuuga di 05.27
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar